PELATIHAN KHUSUS
“CLINICAL PATHWAY”
Berdasarkan Undang-undang praktek kedokteran No 29 tahun 2004 mengamanatkan kepada pemberi pelayanan kedokteran. Dalam hal ini, untuk melaksanakan pelayanan medis dengan kendali mutu serta kendali biaya. Untuk mencapai pelayanan yang bermutu di perlukan penataan klinis (clinical governance) yang menjamin pasien mendapatkan pelayanan yang bersifat kontinum (continum of care), di mana sejak pasien masuk ke rumah sakit semua yang akan di terima pasien sudah di rencanakan secara baik, di lakukan sesuai prosedur dan juga di monitor pelaksanaannya, dengan harapan outcome pelayanan akan menjadi baik dan juga terukur.
Pengendalian biaya pelayanan juga hanya dapat di jalankan bila semua proses pelayanan dapat di standarisasi serta di rencanakan secara menyeluruh dan juga detail sejak awal. Gabungan dua hal, kendali mutu dan kendali biaya di kenal dengan clinical efectivenes yang merupakan pilar dari cilinical governance, yang apabila di padukan dengan pelayanan berfokus pada pasien (patient centered care) serta di lakukan secara bersinambung maka akan menjadi alur klinik terpadu (integrated clinical pathway) di mana akan menjadi kunci untuk masuk ke sisitim pembiayaan yang di sebut sebagai DRG-Casemix (di indonesia saat ini di kenal dengan InaCBG).
Integrated clinical pathway (ICP/alur klinik terpadu) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang di berikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan standar asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan juga dalam jangka waktu tertentu selama pasien berada di rumah sakit. Implementasi ICP sangat erat hubungan dan juga keterkaitannya dengan upaya kendali mutu dan juga kendali biaya, dalam rangka menjaga dan juga meningkatkan mutu pelayanan, dengan biaya yang dapat di estimasikan dan terjangkau.
Rumah Sakit yang baik adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan melalui penyelenggaraan pelayanan secara paripurna pada unit unit gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, ruang tindakan dan juga ruang perawatan khusus. Penyelenggaraan pelayanan di laksanakan oleh berbagai kelompok profesi . Para profesional utama yang memberikan asuhan kepada pasien di rumah sakit adalah staf medis baik dokter maupun dokter spesialis, staf klinis keperawatan (perawat dan bidan), nutrisionis dan juga farmasis yang rutin dan pasti selalu berkontak dengan pasien, akan tetapi tidak kalah pentingnya profesional lain yang berfungsi melakukan asuhan penunjang berupa analis laboratorium, penata rontgen, fisioterapis.
Sasaran Training Clinical Pathway
- Peserta memahami tentang ICP dan juga standar pelayanan secara konsep dan juga teknis.
- Peserta mampu menyusun format ICP untuk 10 diagnosis penyakit di RS masing-masing
Peraturan Menteri Kesehatan No 1438 tahun 2010 telah mengatur standar pelayanan yang harus di jadikan acuan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Indonesia dalam bentuk PNPK (Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran) untuk tingkat nasional dan PPK (Panduan Praktik Klinis) untuk tingkat Rumah sakit.
Semua profesional tersebut dalam memberikan asuhan klinisnya haruslah mengacu pada standar pelayanan profesi mereka masing masing, yang di tingkat rumah sakit di buat dalam bentuk Panduan Praktik Klinis (PPK). Sehingga akan di dapati beberapa PPK di rumah sakit sebagai acuan setiap profesi (ada PPK Medis, PPK Keperawatan, PPK Farmasi, PPK Nutrisionis dan mungkin PPK lainnya).
Berdasarkan PPK masing masing profesi inilah di buat Clinical Pathway yang terintegrasi, sehingga patut di sebut sebagai Integrated Clinical pathway (ICP)
Staf Medis dan Staf Keperawatan serta staf Profesional lainnya :
- Peserta memahami Permenkes 1438 tahun 2010 tentang standar Pelayanan Kedokteran baik konseptual maupun teknis.
- Peserta memahami dan mampu menyusun Panduan Praktik Klinis (PPK) untuk masing masing profesi.
- Peserta memahami dan mampu mengintegrasikan PPK masing masing kedalam Integrated Clinical Pathway (ICP).
- Peserta memahami dan dapat menerapkan konsep Pelayanan Berfokus Pasien / Patient
- Centered Care (PCC) dengan melaksanakan DPJP dan Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/ Case manager.
Dalam kenyataannya saat ini rumah sakit masih belum banyak yang benar benar telah menggunakan ICP sebagai instrumen yang menjadi dasar pelaksanaan pelayanan bagi pasiennya. Sehingga timbul kegamangan dan kegalauan dalam menghadapi JKN yang menggunakan sistim pembayaran pre payment system dengan INA-CBG. Oleh karenanya perlu di lakukan soasialisasi yang di ikuti dengan pelatihan pembuatan ICP bagi rumah sakit.
Pada pelatihan ini akan di bahas bagaimana keterkaitan pelaksanaan alur klinik terpadu (integrated clinical pathway) yang mengacu pada Panduan Praktik Klinis (PPK) sebagai manifestasi konsep Patient Centered Care (PCC) dengan kendali mutu dan kendali biaya di dalam sebuah rumah sakit, sehingga di harapkan setiap rumah sakit dapat membuatnya.
Dalam Undang undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit di tetapkan kewajiban rumah sakit antara lain ; memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, dan melaksanakan fungsi social, melaksanakan system rujukan, serta melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional, nasional maupun global.
Memperhatikan kewajiban tersebut maka, rumah sakit harus mengikuti program Akreditasi RS yang menjamin tata kelola rumah sakit. Yang baik untuk melindungi pasien dari kejadian tidak di harapkan (mutu dan patient safety). Begitu pula Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan BPJS nya mengharuskan pengelolaan rumah sakit yang efisien tanpa mengabaikan mutu dan keselamatan pasien.
Permenkes Nomor 012 tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit, Pasal 3 menjelaskan bahwa dalam upaya peningkatan. Mutu pelayanan rumah sakit dilakukan Akreditasi yang terdiri dari Akreditasi nasional dan Akreditasi internasional. Rumah sakit wajib mengikuti Akreditasi nasional. Dalam upaya meningkatkan daya saing, rumah sakit dapat mengikuti Akreditasi internasional sesuai kemampuan.
Dalam rangka membantu manajemen rumah sakit menghadapi proses Akreditasi rumah sakit ini dimana dalam upaya peningkatan mutu dan juga patient safety (PMKP) mengharuskan rumah sakit melakukan standarisasi pelayanan. Yang berfokus pasien (PCC) dan membuat rancangan pelayanan melalui clinical pathway, maka dirasakan perlu membuat pelatihan ini yang akan memungkinkan rumah sakit mempersiapkan Clinical Pathway sesuai kebutuhan.
TUJUAN
- Membantu meningkatkan kemampuan manajemen Rumah Sakit dan membuka wawasan kepada Komite Medis, staf medis dan juga staf manajemen Rumah Sakit dalam memahami dan menyusun PPK dan ICP dalam rangka menyiapkan rumah sakit menghadapi JKN dengan sistim pembayaran Pre Payment System.
- Meningkatnya wawasan dan juga pemahaman Komite Medis dan Komite Keperawatan terhadap Permenkes 1438 tahun 2010, serta meningkatnya kemampuan Komite Medis dan Komite Keperawatan dalam melaksanakan fungsi regulasi pelayanan medis dengan membuat Panduan Praktik Klinis (PPK) dalam rangka persiapan akreditasi rumah sakit.
- Meningkatnya wawasan dan pemahaman staf medis dan staf keperawatan dan staf profesional lainnya akan konsep dan pelaksanaan Dokter Penanggung jawab Pelayanan (DPJP) dan Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager.
MATERI
- Clinical Pathway sebagai Kendali Mutu dan Biaya dalam Sistem Pembiayaan BPJS.
- Clinical Pathway dalam Standar Akreditasi RS versi 2012.
- Pemahaman konsep Pelayanan Berfokus pasien / Patient Centered Care
- Peranan rekam medis dalam Pelaksanaan Patient centered care
- Implementasi Permenkes 1438 tahun 2010, pemahaman tentang PNPK, PPK, Guideline, Protokol,
- Clinical Pathway, standing order.
- Konsep Pembuatan Clinical pathway
- Konsep Pembuatan Panduan DPJP dan Case manajer
- Komponen yang di perlukan dalam pembuatan ICP.
- Langkah langkah dalam pembuatan ICP di RS
- Wawasan dan pemahaman tentang Casemix (INA-CBG’s)
- Latihan pembuatan Panduan Praktek Klinik dan ICP
TARGET PESERTA
- Direktur RS dan jajaran Direksi RS
- Pemilik RS atau Dewan/Direksi Perusahaan
- Komite Medis (Ketua dan Pengurus).
- Staf Medis Rumah Sakit
- Staf Keperawatan Rumah sakit
- Staf Profesional lainnya
- Staf SIM RS
METODE BIMTEK
- Ceramah
- Diskusi
- Simulasi
- Penyusunan Program
BIAYA & FASILITAS
Paket A Rp 5.500.000,- /peserta
Menginap di Grage Bussines Hotel MalioboroYogyakarta
(1 kamar/peserta) selama 3 hari 2 malam, konsumsi (makan pagi, makan siang, makan malam), Coffee break 2 kali sehari, sertifikat, Training kit, foto bersama dan sebuah tas eksklusif.
Paket B Rp 4.500.000,-/peserta
Tanpa Menginap di Hotel, Coffee break 2 kali sehari dengan makan siang di hotel selama 2 hari. Training kit, sertifikat, foto bersama dan sebuah tas eksklusif.
TEMPAT PENYELENGGARAAN: Grage Bussines Hotel (MALIOBORO)
Jl. Sosrowijayan No. 242 Yogyakarta
Telp/Fax : (0274) 4436844
WA : 082324284296/081228859896
E-mail : Pusatdiklat_konsultan@yahoo.co.id
Biaya Pelatihan ditransfer melalui Bank Mandiri Cabang Yogyakarta a/n. CV Pusat Diklat, No. Rek. : 137-00-1698692-5 atau dapat dibayar langsung pada saat registrasi.
Catatan :
- Batas konfirmasi pendaftaran 3 hari sebelum hari pelaksanaan
- MENERIMA PELATIHAN VIA ONLINE
JADWAL TAHUN 2024
JANUARI | FEBRUARI | MARET |
04 – 06 JANUARI 2024 | 01 – 03 FEBRUARI 2024 | 04 – 06 MARET 2024 |
15 – 17 JANUARI 2024 | 12 – 14 FEBRUARI 2024 | 14 – 16 MARET 2024 |
29 – 31 JANUARI 2024 | 26 – 28 FEBRUARI 2024 | 25 – 27 MARET 2024 |
APRIL | MEI | JUNI |
01 – 03 APRIL 2024 | 02 – 04 MEI 2024 | 03 – 05 JUNI 2024 |
22 – 24 APRIL 2024 | 13 – 15 MEI 2024 | 13 – 15 JUNI 2024 |
27 – 29 MEI 2024 | 24 – 26 JUNI 2024 | |
JULI | AGUSTUS | SEPTEMBER |
01 – 03 JULI 2024 | 01 – 03 AGUSTUS 2024 | 05 – 07 SEPTEMBER 2024 |
15 – 17 JULI 2024 | 12 – 14 AGUSTUS 2024 | 12 – 14 SEPTEMBER 2024 |
29 – 31 JULI 2024 | 26 – 28 AGUSTUS 2024 | 23 – 25 SEPTEMBER 2024 |
OKTOBER | NOVEMBER | DESEMBER |
03 – 05 OKTOBER 2024 | 04 – 06 NOVEMBER 2024 | 02 – 04 DESEMBER 2024 |
14 – 16 OKTOBER 2024 | 14 – 16 NOVEMBER 2024 | 12 – 14 DESEMBER 2024 |
28 – 30 OKTOBER 2024 | 28 – 30 NOVEMBER 2024 | 26 – 28 DESEMBER 2024 |