Manajemen laktasi adalah upaya yang di lakukan untuk menunjang keberhasilan ibu dalam memberikan ASI terbaik kepada buah hatinya. Keberhasilan manajemen laktasi tidak hanya di upayakan oleh ibu, melainkan juga di butuhkan dukungan dari pasangan, keluarga, hingga ketersediaan ruang publik. Laktasi sendiri adalah teknik yang di lakukan ibu dalam pemberian ASI. Penerapan manajemen laktasi penting di mulai dari sejak masa kehamilan sampai pada masa menyusui.
Periode Kehamilan
Manajemen laktasi secara alami sudah di mulai sejak awal kehamilan, di mana tahap ini di sebut juga sebagai periode antenatal atau periode kehamilan. Ibu akan mengalami beberapa perubahan fisik, yakni di tandai dengan payudara yang mulai membesar, warna areola menjadi lebih gelap, serta puting menjadi tegak. Selain pada perubahan fisik, perubahan hormon pun juga akan di alami oleh sang ibu. Perubahan hormon terjadi pada peningkatan kadar hormon prolaktin dan oksitosin, yaitu hormon yang berperan dalam mempersiapkan laktasi. Hormon prolaktin yang meningkat bermanfaat dalam menunjang produksi ASI. Sedangkan hormon oksitosin bermanfaat untuk merangsang keluarnya ASI. Kedua hormon ini juga dapat menjaga perasaan ibu tetap tenang, rileks, dan siap untuk menyusui bayi.
Pada tahap ini, Anda dapat melakukan hal-hal berikut:
- Memperbanyak pengetahuan tentang ASI dan persiapan menyusui
- Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang secara teratu
- Memeriksakan kehamilan secara rutin
- Melakukan senam hamil
- Menjaga kebersihan diri
- Beristirahat dengan cukup
Periode Melahirkan
Periode melahirkan atau perinatal merupakan periode sesaat sebelum dan sesudah kelahiran. Saat bayi pertama kali di dekatkan pada ibu, secara naluri bayi sudah bisa mengisap puting ibu. Air susu yang pertama kali keluar dari puting ibu disebut kolostrum, di mana air susu ini adalah kandungan gizi terbaik bagi bayi baru lahir.
Berikut ini persiapan menyusui saat menjelang kelahiran bayi (perinatal):
- Membersihkan puting sebelum melahirkan.
- Melaksanakan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) ½ jam – 2 jam pertama setelah bayi lahir.
- Melakukan rawat gabung (rooming in) yaitu bayi tidur di tempat yang sama dengan ibu.
- Tidak memberikan minuman/makanan selain ASI.
- Bila dalam 2×24 jam lahir ASI belum keluar, bayi diperbolehkan untuk minum air putih dengan menggunakan sendok atau pipet.
- Tidak memberikan dot atau empeng untuk mencegah bingung puting.
- Berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian.
- Minta bantuan kepada perawat/petugas laktasi untuk memberikan contoh cara menyusui yang benar.
Periode Menyusui
Setelah melahirkan (postnatal), Anda dapat memberikan gizi terbaik yakni ASI eksklusif setidaknya hingga bayi berusia 6 bulan. Namun melatih bayi untuk menyusu tidak selalu mudah. Agar proses menyusui berjalan lancar, usahakan untuk selalu menciptakan suasana yang lebih santai dan pastikan ibu berada pada posisi yang nyaman. Saat menyusui, selalu letakkan buah hati menempel pada kulit payudara Anda dan biarkan bayi yang berinisiatif untuk menyusu pada payudara. Anda dapat mulai memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) setelah bayi berusia 6 bulan dan terus berikan ASI sampai berusia 2 tahun.
Hal-Hal Penting Manajemen Laktasi
- Frekuensi Pemberian ASI
Kebutuhan ASI bagi bayi merupakan hal terpenting dalam pemenuhan asupan gizinya. Karena itu, penting bagi ibu untuk memastikan kebutuhan ASI tercukupi. Frekuensi pemberian ASI yang baik adalah sekitar 8-12 kali dalam 24 jam dengan rata-rata durasi menyusu selama 15-20 menit untuk tiap payudara. Penting untuk memperhatikan frekuensi pemberian ASI agar kebutuhan nutrisi bayi tercukupi sekaligus menjaga produksi ASI tetap banyak. Ada kalanya, ibu mengalami kondisi di mana produksi ASI lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh bayi. Kondisi ini disebut dengan hiperlaktasi. Hiperlaktasi dapat diatasi salah satunya dengan memompa payudara sebelum menyusui untuk mengurangi arus ASI yang keluar.
- Asupan Makanan Ibu
Manajemen laktasi yang selanjutnya adalah memperhatikan asupan makanan untuk sang ibu. Ibu menyusui perlu membatasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein dan alkohol karena dapat memengaruhi kandungan gizi dalam produksi ASI.
Masalah Menyusui
Beragam masalah dapat timbul saat menyusui, antara lain nyeri payudara, luka pada puting, hingga penyumbatan air susu. Saat terjadi penyumbatan air susu, salah satu cara yang dapat Anda lakukan adalah dengan pijat laktasi. Jika masalah menyusui berlanjut, segera periksakan diri ke dokter jika keluhan ini terjadi agar proses menyusui bisa kembali berjalan optimal.
- Tanda Kecukupan ASI
Pahami tanda bayi sudah cukup ASI. Jika asupan ASI tercukupi, air seni bayi akan berwarna kuning jernih dan berat badan bayi akan mengalami peningkatan selama tiga bulan pertama usianya. Frekuensi hisapan akan melambat apabila bayi sudah mendapatkan asupan ASI yang cukup.
- Kondisi Kesehatan Ibu
Proses laktasi bisa berjalan lancar jika ibu memiliki kondisi kesehatan yang baik. Terapkan pola hidup sehat seperti konsumsi makanan bergizi seimbang, minum air putih yang cukup, dan kelola stres dengan baik. Jika ibu sedang sakit terutama mengalami flu atau batuk, sementara waktu hindari berdekatan dengan bayi agar tidak tertular. Apabila akan menyusui, gunakan masker secara baik dan benar, rutin cuci tangan, dan bersihkan area payudara serta puting sebelum dan sesudah menyusui bayi. Sementara itu, bagi ibu menyusui yang sedang menjalani pengobatan khusus, terutama yang berlangsung jangka panjang seperti kemoterapi, radioterapi, dan sejenisnya, sebaiknya lakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter.