Bantuan Hidup Dasar, Bantuan Hidup Dasar (BHD), BASIC TRAUMA CARDIAC LIFE SUPPORT, BHD, pelatihan bantuan hidup dasar, Pelatihan Bantuan Hidup Dasar 2024

Bantuan Hidup Dasar (BHD) / Basic Life Support

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

 

 

Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Basic Life Support (BLS) adalah upaya awal untuk membantu seseorang yang mengalami henti nafas atau henti jantung. BHD bertujuan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan sirkulasi, serta menghentikan proses yang menuju kematian.

BHD dilakukan tanpa alat bantu dan merupakan tindakan darurat yang perlu dilakukan sesegera mungkin. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam BHD, antara lain:

  • Memastikan keamanan diri, pasien, dan lingkungan
  • Memanggil bantuan
  • Memeriksa respon pasien, termasuk ada atau tidaknya nafas
  • Melakukan kompresi dada
  • Memberikan ventilasi

BHD dapat dilakukan pada kondisi seperti:

  • Orang tidak sadar
  • Orang yang tidak bernapas karena tenggelam
  • Korban kecelakaan
  • Korban syok
  • Korban keracunan
  • Korban serangan jantung

Langkah-langkah Bantuan Hidup Dasar (BHD).

1. Mengenali Keadaan Henti Jantung

  • Hal penting yang harus di ingat pertama kali adalah hindari untuk memindahkan korban bila tidak perlu. Karena akan ada kemungkinan terjadi trauma leher. Seseorang yang mengalami kejadian henti jantung dan juga nafas pasti tidaka akan memberikan respon, bahkan napas tidak ada, nadi tidak teraba. Namun setelah memastikan pasien dalam keadaan aman, segera periksa kesadaran pasien, hal ini dapat di lakukan dengan menepuk bahu, memangil pak atau bu, atau katakan buka mata pak/bu.

2. Mengaktifkan Sistem Keadaan Darurat

  • Ketika mendapati korban dalam keadaan henti jantung dan tidak sadarkan diri. Maka segera aktifkan keadaan darurat untuk di berikan segera Resusitasi Jantung Paru (RJP), atau segera aktifkan SPGDT atau bantuan ambulans.

3. Pemeriksaan Nadi

  • Untuk memberikan bantuan hidup dasar, maka harus terlebih dahulu menentukan ada atau tidaknya nadi pasien, hal ini tidak boleh di lakukan lebih dari 10 detik, begitu juga dengan mengecek denyut jantung bisa di lakukan pada bagian leher pasien (meraba arteri karotis) jika tidak teraba maka penolong harus meberikan siklus 30 kompresi dan 2x ventilasi, namun jika ada nadi maka berikan 1x ventilasi tiap 5-6 detik, dan evaluasi nadi setiap 2 menit.

4. Kompresi Dada (Chest Compressions)

  • Kompresi dada adalah sebuah tindakan yang di lakukan dengan memberikan penekanan secara teratur pada dada di bagian bawah pada pertengahan sternum.
    Kompresi ini merupakan dasar dari tindakan resusitasi jantung paru (RJP),jika berhasil ini akan sangat membantu pasien. Dalam hal ini, Kompresi ini wajib di berikan pasien korban dengan henti jantung tanpa membeda-bedakan siapa yang menolong, siapa yang di tolong.

5. Airway (Jalan Napas)

  • Untuk penilaian jalan napas bisa di lakukan dengan membuka mulut korban, penolong dapat membuka mulut korban dengan meletakkan ibu jari berlawanan dengan jari telunjuk. Pastikan apakah terdapat sumbatan pada jalan napas. Jika ada cepat bersihkan sesuai dengan sebabnya. Jika sumbatan berupa air maka dapat di bersikah dengan cara memasukkan jari tengah atau jari telunjuk yang telah di lapisi kain ini biasa di namakan fingers sweep. Namun apabila sumbatan berupa benda keras atau padat dapat di bersihkan dengan jari tengah yang di bengkokkan .

6. Breathing (Pernapasan)

  • Setelah masalah jalan napas teratasi maka selanjutnya penolong harus menilai pernapasan dengan cara melihat gerakan napas, apakah teratur,cheyne stokes, kusmaul, kemudian pastikan apakah pengembangan dada maksimal, adakah retraksi dinding dada,dan apakah terdapat tanda sinotik.

7. Defibrilation (Terapi Elektrik)

  • Terapi ini merupakan suatu terapi dengan memberikan energi listrik. Alat ini dinamakan defibrilator, sekarang alat ini sudah dapat digunakan oleh orang awam dengan nama AED, seperti yang biasa disediakan di bandara.

 

 

 

Bantuan Hidup Dasar, Bantuan Hidup Dasar (BHD), BHD, pelatihan bantuan hidup dasar, Pelatihan Bantuan Hidup Dasar 2024, pelatihan bhd

Bantuan Hidup Dasar (BHD) – Bantuan Hidup Dasar (BHD) Adalah – Pelatihan Bantuan Hidup Dasar

Bantuan Hidup Dasar (BHD)

 

“BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)”

 

Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah Serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung (cardiacarrest). Pada korban tidak sadar (periksa dengan goyang-goyang dan cubit untuk memastikan). Bantuan hidup dasar biasanya di lakukan oleh petugas medis yang terlatih. Namun teknik ini sebaiknya juga di pelajari oleh masyarakat umum. Karena perannya yang vital terhadap keselamatan nyawa seseorang, bahkan orang terdekat kita. Tapi, bantuan hidup dasar juga tidak boleh di lakukan dengan sembarangan.

Langkah-langkah Bantuan Hidup Dasar (BHD).

1. Mengenali Keadaan Henti Jantung

  • Hal penting yang harus di ingat pertama kali adalah hindari untuk memindahkan korban bila tidak perlu. Karena akan ada kemungkinan terjadi trauma leher. Seseorang yang mengalami kejadian henti jantung dan juga nafas pasti tidaka akan memberikan respon, bahkan napas tidak ada, nadi tidak teraba. Namun setelah memastikan pasien dalam keadaan aman, segera periksa kesadaran pasien, hal ini dapat di lakukan dengan menepuk bahu, memangil pak atau bu, atau katakan buka mata pak/bu.

2. Mengaktifkan Sistem Keadaan Darurat

  • Ketika mendapati korban dalam keadaan henti jantung dan tidak sadarkan diri. Maka segera aktifkan keadaan darurat untuk di berikan segera Resusitasi Jantung Paru (RJP), atau segera aktifkan SPGDT atau bantuan ambulans.

3. Pemeriksaan Nadi

  • Untuk memberikan bantuan hidup dasar, maka harus terlebih dahulu menentukan ada atau tidaknya nadi pasien, hal ini tidak boleh di lakukan lebih dari 10 detik, begitu juga dengan mengecek denyut jantung bisa di lakukan pada bagian leher pasien (meraba arteri karotis) jika tidak teraba maka penolong harus meberikan siklus 30 kompresi dan 2x ventilasi, namun jika ada nadi maka berikan 1x ventilasi tiap 5-6 detik, dan evaluasi nadi setiap 2 menit.

4. Kompresi Dada (Chest Compressions)

  • Kompresi dada adalah sebuah tindakan yang di lakukan dengan memberikan penekanan secara teratur pada dada di bagian bawah pada pertengahan sternum.
    Kompresi ini merupakan dasar dari tindakan resusitasi jantung paru (RJP),jika berhasil ini akan sangat membantu pasien. Dalam hal ini, Kompresi ini wajib di berikan pasien korban dengan henti jantung tanpa membeda-bedakan siapa yang menolong, siapa yang di tolong.

5. Airway (Jalan Napas)

  • Untuk penilaian jalan napas bisa di lakukan dengan membuka mulut korban, penolong dapat membuka mulut korban dengan meletakkan ibu jari berlawanan dengan jari telunjuk. Pastikan apakah terdapat sumbatan pada jalan napas. Jika ada cepat bersihkan sesuai dengan sebabnya. Jika sumbatan berupa air maka dapat di bersikah dengan cara memasukkan jari tengah atau jari telunjuk yang telah di lapisi kain ini biasa di namakan fingers sweep. Namun apabila sumbatan berupa benda keras atau padat dapat di bersihkan dengan jari tengah yang di bengkokkan .

6. Breathing (Pernapasan)

  • Setelah masalah jalan napas teratasi maka selanjutnya penolong harus menilai pernapasan dengan cara melihat gerakan napas, apakah teratur,cheyne stokes, kusmaul, kemudian pastikan apakah pengembangan dada maksimal, adakah retraksi dinding dada,dan apakah terdapat tanda sinotik.

7. Defibrilation (Terapi Elektrik)

  • Terapi ini merupakan suatu terapi dengan memberikan energi listrik. Alat ini dinamakan defibrilator, sekarang alat ini sudah dapat digunakan oleh orang awam dengan nama AED, seperti yang biasa disediakan di bandara.

 

 

 

Bantuan Hidup Dasar, materi pelatihan bantuan hidup dasar, pelatihan bantuan hidup dasar, pelatihan bhd, trianing BHD

Pelatihan Bantuan Hidup Dasar – Pelatihan BHD 2024

Bantuan Hidup Dasar

PELATIHAN KHUSUS 
“BANTUAN HIDUP DASAR”

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyebutkan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan juga gawat darurat. Gawat Darurat itu sendiri adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan di mana saja. Kondisi ini menuntut kesiapan seluruh petugas rumah sakit baik medis maupun non medis untuk mengantisipasi kejadian itu. Bila kita cermati, kematian-kematian karena henti jantung dan henti nafas selama ini cukup banyak.
Oleh sebab itu kemampuan seluruh petugas rumah sakit baik medis maupun non medis sangat di perlukan untuk melakukan pertolongan pertama kepada pasien terutama kasus emergency sejak mulai masuk RS (Pre Hospital) dan juga di sekeliling areal rumah sakit (Intra Hospital). Kecepatan pertolongan pertama kepada korban sangat menentukan keselamatan jiwa. Keterlambatan pertolongan akan membuat kondisi fatal.
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah pertolongan pertama yang di lakukan pada pasien/korban henti jantung atau henti nafas. Resusitasi Jantung Paru merupakan bagian dari tindakan bantuan hidup dasar. Tindakan ini di lakukan untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka, menunjang pernafasan dan juga sirkulasi tanpa menggunakan alat-alat bantu. Usaha ini harus di mulai dengan mengenali secara tepat keadaan tanda henti jantung atau henti nafas dan juga segera memberikan bantuan sirkulasi dan ventilasi. Selain itu Resusitasi juga di katakan sebagai sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung dan juga organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan jantung dan ventilasi yang memenuhi syarat.

TUJUAN

Tujuan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Ini Untuk Meningkatkan Keterampilan Pegawai Rumah Sakit Baik Medis Maupun Non Medis Dalam Menangani Kasus-Kasus Dengan Kegawat Daruratan, Khususnya Dalam Memberikan Bantuan Hidup Dasar Disaat Bantuan Medis Belum Ada.

MATERI

  1. Pengenalan Awal Dan Penanganan Pertama Korban
  2. Bantuan Hidup Dasar
  3. Airway Management
  4. Bantuan Pernafasan
  5. Bantuan Sirkulasi
  6. Stabilisasi Dan Transportasi
  7. Penanganan Syok Perdarahan
  8. Henti Jantung
  9. Aritmia Lethal
  10. Defibrilator

METODE BIMTEK

  1.  Ceramah
  2.  Diskusi
  3.  Simulasi
  4.  Penyusunan Program

BIAYA & FASILITAS

Paket  A               Rp  5.500.000,- /peserta
Menginap di Grage Bussines Hotel MalioboroYogyakarta
(1 kamar/peserta) selama 3 hari 2 malam, konsumsi (makan pagi, makan siang, makan malam), Coffee break 2 kali sehari, sertifikat, Training  kit,  foto bersama dan sebuah tas eksklusif.

Paket  B                Rp  4.500.000,-/peserta
Tanpa Menginap di Hotel, Coffee break 2 kali sehari dengan makan siang di hotel  selama 2 hari. Training  kit, sertifikat, foto bersama dan sebuah tas eksklusif.

TEMPAT PENYELENGGARAAN: Grage Bussines Hotel (MALIOBORO)
Jl. Sosrowijayan No. 242 Yogyakarta

Telp/Fax : (0274) 4436844
WA : 082324284296/081228859896
E-mail : Pusatdiklat_konsultan@yahoo.co.id

Biaya Pelatihan ditransfer melalui Bank Mandiri Cabang Yogyakarta a/n. CV Pusat Diklat, No. Rek. : 137-00-1698692-5 atau dapat dibayar langsung pada saat registrasi.

Catatan :

  1. Batas konfirmasi pendaftaran 3 hari sebelum hari pelaksanaan
  2. MENERIMA PELATIHAN VIA ONLINE

JADWAL TAHUN 2024

JANUARIFEBRUARIMARET
04 – 06 JANUARI 202401 – 03 FEBRUARI 202404 – 06 MARET 2024
15 – 17 JANUARI 202412 – 14 FEBRUARI 202414 – 16 MARET 2024
29 – 31 JANUARI 202426 – 28 FEBRUARI 202425 – 27 MARET 2024
APRILMEIJUNI
01 – 03 APRIL 202402 – 04 MEI 202403 – 05 JUNI 2024
22 – 24 APRIL 202413 – 15 MEI 202413 – 15 JUNI 2024
27 – 29 MEI 202424 – 26 JUNI 2024
JULIAGUSTUSSEPTEMBER
01 – 03 JULI 202401 – 03 AGUSTUS 202405 – 07 SEPTEMBER 2024
15 – 17 JULI 202412 – 14 AGUSTUS 202412 – 14 SEPTEMBER 2024
29 – 31 JULI 202426 – 28 AGUSTUS 202423 – 25 SEPTEMBER 2024
OKTOBERNOVEMBERDESEMBER
03 – 05 OKTOBER 202404 – 06 NOVEMBER 202402 – 04 DESEMBER 2024
14 – 16 OKTOBER 202414 – 16 NOVEMBER 202412 – 14 DESEMBER 2024
28 – 30 OKTOBER 202428 – 30 NOVEMBER 202426 – 28 DESEMBER 2024