Limbah B3, Limbah B3 Adalah, Limbah B3 Rumah Sakit, Manajemen Limbah B3, SOP Limbah B3

Limbah B3 – Limbah B3 Adalah – Limbah B3 Rumah Sakit – Manajemen Limbah B3 – SOP Limbah B3

 

“MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH B3 RUMAH SAKIT”

Bahan Berbahaya dan beracun (B3) adalah bahan yang mempunyai sifat, konsentrasi, jumlah baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Dasar hokum pengelolaan B3 di Rumah Sakit adalah Peraturan Pemerintah (PP) No.74 Tahun 2001 mengenai Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. B3 yang ada di rumah sakit misalnya bahan kimia, obat kanker (sitostatika), reagensia, antiseptik dan di sinfektan, limbah infeksius, bahan radioaktif, insektisida, pestisida, pembersih, detergen, gas medis dan gas non medis.

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang di hasilkan dari kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme pathogen. Bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat radioaktif. Dengan melihat deskripsi tersebut, limbah yang berasal dari rumah sakit ini dapat di kategorikan sebagai limbah B3 (limbah bahan berbahaya dan beracun). Limbah rumah sakit sendiri berupa campuran yang heterogen sifat-sifatnya. Seluruh jenis limbah ini dapat mengandung limbah berpotensi infeksi. Kadangkala, limbah residu insinerasi dapat di kategorikan sebagai limbah berbahaya bila insinerator sebuah rumah sakit. Tidak sesuai dengan kriteria, atau tidak di operasikan sesuai dengan kriteria.

Untuk mengoptimalkan upaya penyehatan lingkungan Rumah Sakit dari pencemaran limbah yang di hasilkannya maka Rumah Sakit harus mempunyai fasilitas pengelolaan limbah sendiri.

Yang ditetapkan KepMenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit yaitu:

  1. Fasilitas Pengelolaan Limbah padat — Setiap Rumah sakit harus melakukan reduksi limbah di mulai dari sumber dan harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia. Yang berbahaya, beracun dan setiap peralatan yang di gunakan dalam pengelolaan limbah medis. Mulai dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang.
  2. Fasilitas Pengolahan Limbah Cair — Limbah cair harus dikumpulkan dalam container yang sesuai. Dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan penyimpanannya. Rumah sakit harus memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah sendiri.

 

Limbah dari pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori utama. Yaitu limbah umum, limbah patologis (jaringan tubuh), limbah radioaktif, limbah kimiawi, limbah berpotensi menular (infectious), benda-benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksik, dan kontainer dalam tekanan. Dari sekian banyak jenis limbah klinis tersebut, maka yang membutuhkan sangat perhatian khusus. Yaitu limbah yang dapat menyebabkan penyakit menular (infectious waste) atau limbah biomedis. Limbah ini biasanya hanya 10 – 15 % dari seluruh volume limbah kegiatan pelayanan kesehatan.

Jenis dari limbah ini secara spesifik adalah:

  1. Limbah human anatomical: jaringan tubuh manusia, organ, bagian-bagian tubuh, tetapi tidak termasuk gigi, rambut dan muka.
  2. Limbah tubuh hewan: jaringan-jaringan tubuh, organ, bangkai, darah, bagian terkontaminasi dengan darah, dan sebagainya, tetapi tidak termasuk gigi, bulu, kuku.
  3. Limbah laboratorium mikrobiologi: jaringan tubuh, stok hewan atau mikroorganisme, vaksin, atau bahan atau peralatan laboratorium yang berkontak dengan bahan- bahan tersebut.
  4. Limbah darah dan cairan manusia atau bahan/peralatan yang terkontaminasi dengannya. Tidak termasuk dalam kategori ini adalah urin dan tinja.
  5. Limbah-limbah benda tajam seperti jarum suntik, gunting, pecahan kaca dan sebagainya.

 

 

EEG, Electroencephalography, Electroencephalography Adalah, pelatihan eeg

EEG – EEG Adalah – Electroencephalography – Electroencephalography Adalah – Pelatihan EEG

 

“Electroencephalography (EEG)”

 

Electroencephalogram adalah tes yang di gunakan untuk memeriksa aktivitas listrik pada otak. Pemeriksaan menggunakan elektroda atau alat cakram logam kecil yang di pasangkan pada kulit kepala pasien. Elektroda tersebut kemudian bekerja dengan mengukur fluktuasi tegangan yang timbul dari arus listrik dalam otak. Karena itulah, hasil pemeriksaan electroencephalogram dapat menunjukkan aktivitas listrik tidak normal yang bisa jadi sebagai indikasi adanya gangguan pada otak dan saraf pasien. Hasil electroencephalogram tersebut akan berbentuk seperti grafik garis bergelombang yang dapat terlihat pada layar monitor.

Sebagian besar orang mungkin lebih sering mendengar CT scan daripada electroencephalogram sebagai prosedur pemeriksaan kondisi otak. Walaupun sama-sama menjadi tindakan medis untuk mendeteksi kelainan otak, ada perbedaan antara CT scan dan EEG yang penting untuk di ketahui. Jadi, CT scan merupakan pemeriksaan kesehatan yang dapat menampilkan kondisi kepala secara keseluruhan, mulai dari tulang kepala hingga otak (anatomis). Sedangkan, electroencephalogram adalah pemeriksaan kondisi otak yang lebih spesifik kepada aktivitas listrik dalam otak (fungsional). Di mana, aktivitas listrik tersebut tidak dapat di lihat melalui CT scan.

Electroencephalogram Fungsinya Untuk

Untuk lebih jelasnya, penjelasan dari macam-macam penyakit yang dapat terdeteksi melalui electroencephalogram adalah sebagai berikut:

  • Tumor atau kanker otak
  • Peradangan otak
  • Kerusakan otak akibat cedera pada otak
  • Epilepsi atau ayan
  • Penyakit alzheimer
  • Komplikasi penyakit stroke
  • Kelainan saraf
  • Gangguan tidur
  • Memastikan kematian otak

Prosedur Pemeriksaan Electroencephalography

  1. Sebelum melakukan pemeriksaan, pasien akan di minta dokter untuk menginformasikan berbagai macam hal-hal medis, seperti alergi, obat-obatan yang di konsumsi, dan lain sebagainya.
  2. Persiapan lain yang penting untuk di lakukan pasien sebelum electroencephalogram adalah mencuci rambut menggunakan sampo namun hindari memakai produk kondisioner.
  3. Selain itu, pasien juga di minta untuk tidak berpuasa sebelum melakukan pemeriksaan agar menghindari rendahnya kadar gula darah.
  4. Lantaran, kadar gula darah yang rendah juga dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan EEG.
  5. Electroencephalogram adalah prosedur medis yang di lakukan melalui beberapa tahap. Berikut penjelasan tahapan dari prosedur electroencephalogram:
  • Pasien diminta untuk duduk atau berbaring pada tempat yang sudah disiapkan.
  • Teknisi terkait akan memasangkan elektroda yang sudah terhubung dengan mesin pada kulit kepala pasien, sekitar 20 sampai 25 elektroda.
  • Pemeriksaan akan berlangsung kurang lebih selama 20 sampai 40 menit.
  • Saat pemeriksaan dimulai, pasien diminta untuk rileks dan menutup matanya. Di waktu tertentu, teknisi akan meminta pasien untuk menarik napas dalam-dalam, melihat lampu berkedip, membuka dan menutup mata, dan lain sebagainya. Hal tersebut bertujuan untuk melihat respon otak ketika tubuh melakukan aktivitas.
  • Setelah selesai, teknisi akan melepaskan elektroda yang menempel pada kulit kepala pasien.
  • Hasil dari pemeriksaan EEG nantinya akan diperiksa oleh dokter untuk menindaklanjuti kondisi pasien.

 

Electroencephalography

Electroencephalography

 

Electroencephalography

 

 

Mikroorganisma Vaksin, Vaksin, Vaksin 2024, Vaksin Adalah, Vaksin Antigen

Vaksin – Vaksin Adalah – Vaksin 2024 – Vaksin Antigen – Mikroorganisma Vaksin

 

“VAKSIN”

Vaksin adalah antigen (mikroorganisma) yang di inaktivasi atau di lemahkan yang bila di berikan kepada orang yang sehat untuk menimbulkan antibodi spesifik terhadap mikroorganisma tersebut, sehingga bila kemudian terpapar, akan kebal dan tidak terserang penyakit. Bahan dasar membuat vaksin tentu memerlukan mikroorganisma, baik virus maupun bakteri. Menumbuhkan mikroorganisma memerlukan media tumbuh yang di simpan pada suhu tertentu, Mikroorganisma yang tumbuh kemudian akan di panen, di inaktivasi, di murnikan, di formulasi dan kemudian di kemas. Rangkaian proses pembuatan vaksin berada di bawah regulasi cara pembuatan obat yang baik (CPOB) yang juga di kenal sebagai Good Manufacturing Practice (GMP) sehingga produk akan terjaga dalam kualitas yang baik.

Setiap lot yang di produksi harus lulus pengujian mutu (Quality Control), dan jaminan mutu (Quality Assurance). Setiap lot produk yang di hasilkan akan di laporkan pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk kemudian di periksa dan bila sudah lulus, BPOM akan mengeluarkan sertifikat lulus uji untuk setiap lot vaksin. Dengan demikian dapat di lihat bagaimana setiap lot yang di hasilkan sangat terjaga kualitasnya.

Mengenal Ragam Jenis Vaksin

Di bawah ini terdapat variasi jenis vaksin berdasarkan komposisi bahan di dalamnya:

1. Vaksin Mati
Berbeda dengan vaksin hidup, bakteri dan virus yang terdapat dalam jenis ini telah di matikan dengan radiasi, suhu panas, atau bahan kimia. Perlindungan yang di berikan oleh vaksin mati tidak sekuat dan lama seperti vaksin hidup.

2. Vaksin Hidup
Bakteri dan virus yang terkandung dalam vaksin hidup sebenarnya tidak benar-benar hidup, melainkan di lemahkan. Virus dan bakteri yang di suntikkan ke dalam tubuh tidak akan menyebabkan penyakit, kok! Justru dapat merangsang tubuh agar bisa menciptakan kekebalan.

3. Vaksin Toksoid
Sesuai dengan namanya, vaksin toksoid menggunakan toksin (produk berbahaya) yang di hasilkan oleh bakteri. Nah, vaksin ini berfungsi untuk menangkal efek racun dari bakteri tersebut dan telah di olah secara khusus sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Contoh dari vaksin toksoid adalah vaksin tetanus dan vaksin difteri.

4. Vaksin Biosinetik
Vaksin biosinetik mengandung antigen yang di produksi secara khusus sehingga menyerupai virus atau bakteri penyebab penyakit. Salah satu kelebihannya adalah vaksin biosintetik dapat di berikan kepada orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh. Contoh vaksin biosinetik adalah vaksin Hib dan vaksin mRNA.

5. Vaksin Vektor Virus
Vaksin ini juga mengandung protein dari materi genetik virus, namun protein tersebut di tempatkan pada tubuh virus lain. Virus tersebut tidak membahayakan tubuh, tetapi bertindak sebagai pembawa protein dan merangsang sistem kekebalan tubuh.

6. Vaksin Subunit
Vaksin subunit menggunakan bagian spesifik dari bakteri atau virus, seperti komponen dari lapisan luarnya. Setelah tubuh mengenali bagian tersebut, sistem kekebalan tubuh akan menghasilkan antibodi yang dapat melawan infeksi dari bakteri atau virus di masa mendatang. Beberapa jenis vaksin yang menggunakan pendekatan ini termasuk vaksin HPV yang merupakan virus penyebab infeksi kulit dan Hepatitis B.

Manfaat Vaksin untuk Tubuh Manusia

Vaksin tidak hanya berfungsi sebagai pembentuk sistem kekebalan tubuh, tetapi memiliki manfaat yang lebih luas. Pemberian vaksin memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Menstimulasi Sistem Kekebalan Tubuh
Vaksin memiliki kemampuan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh manusia. Vaksin merangsang produksi antibodi dan sel-sel kekebalan tubuh lainnya, seperti sel T, untuk melawan mikroorganisme penyebab penyakit. Proses ini memungkinkan tubuh untuk mengenali dan melawan infeksi jika terpapar oleh mikroorganisme tersebut di masa depan. Dengan merangsang sistem kekebalan tubuh, vaksin membantu melindungi tubuh dari penyakit yang di sebabkan oleh virus atau bakteri tertentu, serta menstimulasi sistem kekebalan tubuh agar menghasilkan antibodi yang dapat melawan kuman penyebab infeksi

2. Sebagai Langkah Pencegahan Penyakit Menular
Vaksin merupakan salah satu langkah pencegahan yang efektif dalam menangani penyakit menular. Dengan memberikan vaksin kepada seseorang, tubuh mereka akan mengembangkan kekebalan terhadap penyakit tertentu, sehingga mampu melawan infeksi jika terpapar. Proses ini tidak hanya melindungi individu yang di vaksinasi, tetapi juga membantu mencegah penyebaran penyakit tersebut ke orang lain dalam komunitas atau populasi.

3. Melindungi dari Risiko Kematian dan Cacat
Vaksin juga berperan penting dalam melindungi individu dari penyakit yang dapat memiliki risiko kematian dan cacat. Salah satu contohnya adalah penyakit rubella. Rubella dapat mengganggu pertumbuhan serta perkembangan janin apabila sang ibu terjangkit virus tersebut saat mengandung. Dengan memberikan vaksin rubella kepada individu yang rentan, seperti wanita usia subur, kita dapat mencegah kasus rubella pada masa kehamilan dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin terjadi.

 

 mikroorganisma

 

Alur Keuangan Rumah Sakit, Manajemen Keuangan Rs, Manajemen Keuangan Rumah Sakit, Manajemen Keuangan Rumah Sakit Adalah, Manjemen Keuangan

Alur Keuangan Rumah Sakit – Manajemen Keuangan – Manajemen Keuangan RS – Manajemen Keuangan Rumah Sakit – Manajemen Keuangan Rumah Sakit Adalah

 

“MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT”

 

Manajemen keuangan rs merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan juga pengawasan atas semua aktivitas keuangan yang terkait dengan operasional rumah sakit. Tujuan dari manajemen keuangan rumah sakit adalah untuk mencapai keberhasilan keuangan rumah sakit dengan mengelola keuangan secara efektif dan juga efisien. Manajemen keuangan rumah sakit meliputi banyak aspek, mulai dari pengelolaan sumber daya keuangan, perencanaan anggaran, pengelolaan aset dan juga liabilitas, hingga pengambilan keputusan investasi. Dalam konteks rumah sakit, manajemen keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi.

Strategi Manajemen Keuangan Rs

Agar dapat mengelola keuangan rumah sakit dengan baik dan juga mencapai keberhasilan keuangan, di perlukan strategi yang efektif dalam manajemen keuangan. Beberapa strategi yang dapat di lakukan antara lain:

  • Perencanaan Anggaran
    Membuat perencanaan anggaran dengan mempertimbangkan biaya operasional dan juga investasi jangka panjang. Hal ini dapat membantu dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan.
  • Pengelolaan Kas                                                                                                                                                Mengelola kas dengan baik dan juga menjaga likuiditas. Rumah sakit harus memastikan bahwa arus kas masuk dan juga keluar seimbang, serta memiliki cadangan kas yang cukup untuk menghadapi kondisi darurat.
  • Pengelolaan Aset                                                                                                                                        Mengelola aset dengan baik dan juga memastikan aset di gunakan secara efektif. Rumah sakit harus mengidentifikasi aset yang tidak produktif dan juga mengalokasikan aset yang dapat menghasilkan keuntungan lebih besar.
  • Peningkatan Pelayanan Kesehatan                                                                                                      Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan reputasi dan juga kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit. Hal ini dapat meningkatkan jumlah pasien dan juga pendapatan rumah sakit.
  • Pengelolaan Risiko Medis                                                                                                                      Mengelola risiko medis dengan baik dan juga memastikan rumah sakit memiliki asuransi malpraktik yang memadai. Hal ini dapat membantu rumah sakit menghindari risiko finansial yang tinggi akibat tuntutan klaim malpraktik.
  • Peningkatan Efisiensi Operasional
  • Teknologi dan Inovasi

Keuntungan Manajemen Keuangan Rumah Sakit

Manajemen keuangan rumah sakit yang efektif dapat memberikan banyak keuntungan bagi rumah sakit, antara lain:

  • Mencapai Keberhasilan Keuangan
  • Peningkatan Kualitas Pelayanan
  • Pengendalian Biaya Operasional
  • Meningkatkan Reputasi Rumah Sakit

 

 

Asisten Apoteker, Asisten Apoteker Adalah, pelatihan asisten apoteker, Pelatihan Asisten Apoteker 2024, Pelayanan Asisten Apoteker

Asisten Apoteker – Asisten Apoteker Adalah – Pelatihan Asisten Apoteker – Pelatihan Asisten Apoteker 2024 – Pelayanan Asisten Apoteker

 

“ASISTEN APOTEKER”

 

Asisten Apoteker adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melaksanakan penyiapan pekerjaan kefarmasian pada unit pelayanan kesehatan yang di duduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang di berikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Dalam hal ini, Asisten apoteker memiliki peran yang penting dalam mendukung pekerjaan dalam pengelolaan obat. Mereka membantu dalam mengatur obat-obatan, memberikan informasi obat kepada pasien, dan menyelesaikan tugas-tugas administratif yang terkait dengan pengelolaan obat. Untuk menjadi asisten apoteker, seseorang perlu memenuhi persyaratan pendidikan dan sertifikasi yang di tentukan oleh otoritas farmasi setempat. Penting untuk menjaga kerahasiaan informasi pasien dan terus meningkatkan kualitas pekerjaan mereka melalui pendidikan dan pelatihan.

 

Tugas Profesi Asisten Apoteker

  1. Mengecek kesiapan apotek sebelum operasional
  2. Menyusun produk racikan yang di distribusi dari gudang farmasi ke apotek
  3. Melakukan peracikan obat
  4. Melayani pembelian pasien
  5. Membuat copy resep
  6. Melakukan penyerahan produk kepada pasien

Kewajiban Asisten Apoteker

  1. Memberikan pelayanan resep obat yang sesuai dengan standar profesinya
  2. Memberikan informasi terkait dengan penggunaan dan pemakaian obat kepada pasien
  3. Memberikan informasi tentang cara penggunaan obat yang tepat, aman kepada pasien
  4. Menghormati setiap hak pasien dan menjaga kerahasian yang dimiliki pasien
  5. Membuat, mengelola, meracik, mengubah bentuk, mencampur, menyimpan dan menyerahkan bahan obat
  6. Melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan ketersediaan farmasi

Syarat Menjadi Asisten Apoteker

  1. Memiliki Gelar
    Pertama, tentunya Anda perlu memiliki gelar Farmasi, baik untuk SMK, D3, maupun S1. Selain itu, seorang calon Asisten Apoteker bisa juga memiliki gelar Analis Farmasi dan Makanan.
  2. Memiliki Tanda Registrasi                                                                                                                                    Kedua, perlu adanya STRTTK atau Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian. Untuk bisa mengajukan surat ini, maka Anda membutuhkan ijazah serta surat rekomendasi yang berasal dari pimpinan institusi pendidikan, rekomendasi apoteker, atau organisasi dari tenaga teknis kefarmasian. Permohonan untuk mendapatkan surat ini bisa diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
  3. Memiliki Surat Izin Kerja                                                                                                                                      Syarat selanjutnya yaitu perlu memiliki SIKTTK atau Surat Izin Tenaga Kerja Teknis Kefarmasian. Untuk bisa mendapatkan surat ini, maka Anda perlu mengajukan permohonan secara resmi kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan mengikuti setiap prosesnya.
  4. Sebagian Lowongan Mewajibkan Syarat Pengalaman 1 Tahun Untuk sebagian lowongan, ada pula yang memberikan syarat yaitu pengalaman kerja sebagai asisten apoteker di rumah sakit selama satu tahun.

Apoteker

 

 

 

 

pelatihan asisten apoteker, training asisten apoteker, workshop asisten apoteker

Asisten Apoteker – Pelayanan Asisten Apoteker – Pelatihan Asisten Apoteker 2024 – Training Asisten Apoteker – Bimtek Asisten Apoteker

PELATIHAN KHUSUS
“ASISTEN APOTEKER”

Kepada Yth.
Direktur Rumah Sakit,Personel Instalasi Farmasi Rumah Sakit (Klinik, Lab, RS), Apoteker, Asisten Apoteker, Dokter, Perawat, Bidan, HRD Rumah Sakit dan juga semua pihak yang terlibat dalam Manajemen Farmasi

Dengan Hormat,
Bermanfaat untuk meningkatkan keahlian dan juga pengetahuan asisten apoteker di Rumah Sakit. Asisten Apoteker merupakan salah satu profesi yang sudah cukup lama di kenal dalam pelayanan di lingkungan  masyarakat luas dan juga hingga kini profesi tersebut masih sangat banyak di butuhkan, mengingat jumlah sarana-sarana pelayanan kesehatan khususnya sarana–sarana kefarmasian bertumbuh terus seiring bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Kemajuan ilmu kesehatan dan juga pergeseran paradigma profesi farmasi di bidang pelayanan kesehatan dari drug oriented ke patient oriented, menuntut peningkatan peran tenaga farmasi (Asisten Apoteker dan juga farmasis) yang bekerja di rumah sakit, agar kualitas hidup pasien meningkat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, di perlukan peran Asisten Apoteker dalam pelayanan kefarmasian, serta peran farmasis dalam patient safety dan juga manajemen obat yang baik. Untuk mendukung pharmaceutical care, peran asisten apoteker dan juga farmasis di rumah sakit dalam pengelolaan obat harus efisien dan juga efektif, baik dari seleksi, pengadaan, pendistribusian sampai ke penggunaan yang di dukung oleh manajemen keuangan, system informasi manajemen, sumber daya manusia dan manajemen pemasaran. Siklus pengelolaan obat dan juga pelayanan tersebut harus di pahami dan di kuasai oleh asisten apoteker dan farmasis sebagai tenaga professional.

Sehubungan dengan hal semua diatas, maka kami dari Pusat Diklat bersama para Pakar dan Narasumber yang berkompeten akan mengadakan PELATIHAN KHUSUS : “ASISTEN APOTEKER

TUJUAN 

Meningkatkan pengetahuan asisten apoteker tentang Sistem Pelayanan Farmasi di rumah sakit.

MATERI

  1. Pengenalan Tentang Manajemen Obat Di Rumah Sakit
  2. Pengadaan Obat Di Rumah Sakit (Pemilihan Supplier, Bufferstock, Pratek Pengadaan Obat Yang Baik)
  3. Merancang Laporan Keuangan Di Farmasi Rumah Sakit
  4. Indikator Efisiensi Dan Efektifitas Pengelolaan Obat Di Rumah Sakit
  5. Distribusi Obat
  6. Inventory Control
  7. Penggunaan Obat Di Rumah Sakit ( Rasionalitas Dan Investigasi Penggunaan Obat, Informasi Obat Dan Penggunaan Resep Yang Rasional)
  8. Case Dan Study

METODE

1.Ceramah
2.Diskusi
3.Simulasi
4.Penyusunan Program

BIAYA & FASILITAS

Paket  A               Rp  5.500.000,- /peserta
Menginap di Grage Bussines Hotel MalioboroYogyakarta
(1 kamar/peserta) selama 3 hari 2 malam, konsumsi (makan pagi, makan siang, makan malam), Coffee break 2 kali sehari, sertifikat, Training  kit,  foto bersama dan sebuah tas eksklusif.

Paket  B                Rp  4.500.000,-/peserta
Tanpa Menginap di Hotel, Coffee break 2 kali sehari dengan makan siang di hotel  selama 2 hari. Training  kit, sertifikat, foto bersama dan sebuah tas eksklusif.

TEMPAT PENYELENGGARAAN: Grage Bussines Hotel (MALIOBORO)
Jl. Sosrowijayan No. 242, Yogyakarta

Telp/Fax : (0274) 4436844
WA : 082324284296/081228859896
E-mail : Pusatdiklat_konsultan@yahoo.co.id

Biaya Pelatihan ditransfer melalui Bank Mandiri Cabang Yogyakarta a/n. CV Pusat Diklat, No. Rek. : 137-00-1698692-5 atau dapat dibayar langsung pada saat registrasi.

Catatan :

  1. Batas konfirmasi pendaftaran 3 hari sebelum hari pelaksanaan
  2. MENERIMA PELATIHAN VIA ONLINE

JADWAL TAHUN 2024

JANUARIFEBRUARIMARET
04 – 06 JANUARI 202401 – 03 FEBRUARI 202404 – 06 MARET 2024
15 – 17 JANUARI 202412 – 14 FEBRUARI 202414 – 16 MARET 2024
29 – 31 JANUARI 202426 – 28 FEBRUARI 202425 – 27 MARET 2024
APRILMEIJUNI
01 – 03 APRIL 202402 – 04 MEI 202403 – 05 JUNI 2024
22 – 24 APRIL 202413 – 15 MEI 202413 – 15 JUNI 2024
27 – 29 MEI 202424 – 26 JUNI 2024
JULIAGUSTUSSEPTEMBER
01 – 03 JULI 202401 – 03 AGUSTUS 202405 – 07 SEPTEMBER 2024
15 – 17 JULI 202412 – 14 AGUSTUS 202412 – 14 SEPTEMBER 2024
29 – 31 JULI 202426 – 28 AGUSTUS 202423 – 25 SEPTEMBER 2024
OKTOBERNOVEMBERDESEMBER
03 – 05 OKTOBER 202404 – 06 NOVEMBER 202402 – 04 DESEMBER 2024
14 – 16 OKTOBER 202414 – 16 NOVEMBER 202412 – 14 DESEMBER 2024
28 – 30 OKTOBER 202428 – 30 NOVEMBER 202426 – 28 DESEMBER 2024

 

Manajemen Bangsal, Manajemen Bangsal Keperawatan, Pelatihan Manajemen Bangsal 2022, Pelatihan Manajemen Bangsal 2023, Pelatihan Manajemen Bangsal 2024

Pelatihan Manajemen Bangsal 2022 – Pelatihan Manajemen Bangsal 2023 – Pelatihan Manajemen Bangsal 2024 – Manajemen Bangsal – Manajemen Bangsal Keperawatan

 

“MANAJEMEN BANGSAL KEPERAWATAN”

Manajemen Bangsal keperawatan adalah suatu proses kerja yang di lakukan oleh anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Dalam hal ini seorang manajer keperawatan di tuntut untuk melakukan suatu proses yang meliputi lima fungsi utama yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, pengarahan, dan kontrol agar dapat memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi pasien dan keluarganya.

Dalam sebuah rumah sakit salah satu komponen penting yang terkait dengan pelayanan kepala pasien adalah manajemen bangsal. Bagi pasien rawat inap , fasilitas dan juga sistem pelayanan manajemen pengelolaan bangsal yang baik merupakan harapan utama. Semenjak terbitnya Undang Undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional antusias masyarakat terhadap jaminan kesehatan meningkat pesat, di mana masyarakat berbondong bondong mendaftarkan diri untuk menjadi anggota bpjs kesehatan.

Dilain sisi para penyelenggara pelayanan kesehatan yang paling banyak adalah terkait fasilitas rawat inap (bangsal) yang sangat terbatas tidak sebanding dengan banyaknya pasien yang ada. Performance manajemen bangsal, tidak lepas dari peran seorang kepala rawat dan juga timnya, di mana kepala ruang rawat merupakan jabatan yang cukup penting dan juga strategis karena secara manajerial kemampuan kepala ruang rawat menentukan keberhasilan pelayanan keperawtan.

Sebagai seorang front line manajer, kepala ruang rawat di tuntut untuk memiliki kemampuan dalam merencanakan, mengorganisir, melakukan pengarahan, mengendalikan dan juga mengevaluasi pelayanan sehingga pengelolaan ruang rawat menjadi efektif dan juga efisien. Begitu juga para tim manajemen bangsal mereka haruas siap. Dan juga terlatih dalam mengelola bangsal yang baik dan juga bisa memberikan pelayanan bangsal yang baik kepada pasien.

Prinsip-Prinsip Manajemen Bangsal Keperawatan:

  • Perencanaan
  • Penggunaan waktu yang efektif
  • Pengambilan keputusan
  • Pengelola/pemimpin
  • Tujuan sosial
  • Pengorganisasian
  • Perubahan.

Manajemen keperawatan harus dapat di aplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata. Yaitu di Rumah Sakit dan juga Komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasi. Konsep manajemen keperawatan perencanaan berupa rencana strategi melalui pendekatan yaitu pengumpulan data, analisa SWOT dan menyusun langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam pelaksanaan metoda asuhan keperawatan, melakukan pengawasan dan juga pengadilan serta dokumentasi yang lengkap. Kepala Ruang Rawat merupakan jabatan yang cukup penting dan juga strategis. Karena secara manajerial kemampuan kepala ruang rawat menentukan keberhasilan pelayanan keperawatan.

 

 

Anestesi Dan Bedah, PAB, PAB Rumah Sakit, Pelayanan Anestesi dan Bedah, SOP Pelayanan Anestesi Dan Bedah

Anestesi Dan Bedah – PAB – PAB Rumah Sakit – Pelayanan Anestesi Dan Bedah – SOP Pelayanan Anestesi Dan Bedah

 

“PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)”

Pelayanan anestesi dan bedah merupakan salah satu pelayanan berisiko tinggi di Rumah Sakit (RS). Untuk itu di perlukan standar sebagai panduan dalam memberikan pelayanan anestesi dan juga bedah tersebut, seperti yang terdapat pada Standar Nasional Akreditasi RS (SNARS). Pemahaman mengenai implementasi standar dalam bab pelayanan anestesi dan juga bedah di berbagai RS dengan kelas yang berbeda dapat mendorong perbaikan di rumah sakit.

Penggunaan anestesi, sedasi, dan juga intervensi bedah adalah proses yang umum dan merupakan prosedur yang kompleks di rumah sakit. Tindakan-tindakan ini membutuhkan asesmen pasien yang lengkap dan komprehensif, perencanaan asuhan yang terintegrasi, monitoring pasien yang berkesinambungan dan criteria transfer untuk pelayanan berkelanjutan, rehabilitasi, akhirnya transfer maupun pemulangan pasien.

Anastesi dan sedasi umumnya di pandang sebagai suatu rangkaian kegiatan dari sedasi minimal sampai anestesi penuh. Karena respons pasien dapat bergerak pada sepanjang continuum, maka penggunaan anestesi dan sedasi di kelola secara terintegrasi. Bab ini meliputi anestesi, dari sedasi moderat maupun dalam (deep sedation). Dimana refleks protektif pasien di butuhkan untuk fungsi pernapasan yang berisiko. Dalam bab ini tidak dibahas penggunaan sedasi minimal (anxiolysis). Jadi penggunaan terminology “anestesi” mencakup sedasi moderat maupun dalam.

Pelayanan Anastesi

1.  Standar PAB 4

Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan telah di berikan kewenangan klinis pelayanan anestesi melakukan asesmen pra-anestesi dan prainduksi.

2. Maksud dan Tujuan PAB 4

Oleh karena anestesi memiliki risiko tinggi maka pemberiannya harus di rencanakan dengan hati-hati. Pengkajian pra-anestesi adalah dasar perencanaan ini untuk mengetahui temuan pemantauan selama anestesi dan pemulihan yang mungkin bermakna, dan juga untuk menentukan obat analgesi apa untuk pascaoperasi.

3.  Elemen Penilaian PAB 4

Pengkajian pra-anestesi telah di lakukan untuk setiap pasien yang akan di lakukan anestesi.
Pengkajian prainduksi telah di lakukan secara terpisah untuk mengevaluasi ulang pasien segera sebelum induksi anestesi. Kedua pengkajian tersebut telah di lakukan oleh PPA yang kompeten dan telah di berikan kewenangan klinis di dokumentasikan dalam rekam medis pasien.

4. Standar PAB 5

Risiko, manfaat, dan alternatif tindakan sedasi atau anestesi di diskusikan dengan pasien dan keluarga atau orang yang dapat membuat keputusan mewakili pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Maksud dan Tujuan PAB 5

Rencana tindakan sedasi atau anastesi harus di informasikan kepada pasien, keluarga pasien, atau mereka yang membuat keputusan mewakili pasien tentang jenis sedasi, risiko, manfaat, dan alternatif terkait tindakan tersebut. Informasi tersebut sebagai bagian dari proses mendapat persetujuan tindakan kedokteran untuk tindakan sedasi atau anestesi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Elemen Penilaian PAB 5

Rumahsakit telah menerapkan pemberian informasi kepada pasien dan atau keluarga atau pihak yang akan memberikan keputusan tentang jenis, risiko, manfaat, alternatif dan analagsia pasca tindakan sedasi atau anestesi.
Pemberianinformasi di lakukan oleh dokter spesialis anastesi dan di dokumentasikan dalam formulir persetujuan tindakan anastesi/sedasi.

7. Standar PAB 6

Status fisiologis setiap pasien selama tindakan sedasi atau anestesi di pantau sesuai dengan panduan praktik klinis (PPK) dan di dokumentasikan dalam rekam medis pasien.

8. Maksud dan Tujuan PAB 6

Pemantauan fisiologis akan memberikan informasi mengenai status pasien selama tindakan anestesi (umum, spinal, regional dan lokal) dan masa pemulihan. Hasil pemantauan akan menjadi dasar untuk mengambil keputusan intraoperasi yang penting dan juga menjadi dasar pengambilan keputusan pascaoperasi seperti pembedahan ulang, pemindahan ke tingkat perawatan lain, atau pemulangan pasien.

9. Elemen Penilaian PAB 6

Frekuensi dan jenis pemantauan selama tindakan anestesi dan pembedahan. Di dasarkan pada status praanestesi pasien, anestesi yang di gunakan, serta prosedur pembedahan yang di lakukan.
Pemantauan status fisiologis pasien sesuai dengan panduan praktik klinis (PPK) dan di dokumentasikan dalam rekam medis pasien.

10. Standar PAB. 6.1

Status pasca anestesi pasien di pantau dan di dokumentasikan, dan pasien di pindahkan / di transfer / di pulangkan dari area pemulihan oleh PPA yang kompeten dengan menggunakan kriteria baku yang di tetapkan rumah sakit.

11. Maksud dan Tujuan PAB 6.1

Pemantauan selama anestesi menjadi dasar pemantauan saat pemulihan pascaanestesi. Dalam hal iniPemantauan pasca anestesi dapat di lakukan di ruang rawat intensif atau di ruang pulih. Pemantauan pasca anestesi di ruang rawat intensif bisa di rencanakan sejak awal sebelum tindakan operasi atau sebelumnya tidak di rencanakan berubah di lakukan pemantauan di ruang intensif atas hasil keputusan PPA anestesi dan atau PPA bedah berdasarkan penilaian selama prosedur anestesi dan atau pembedahan. Bila pemantauan pasca anestesi di lakukan di ruang intensif maka pasien langsung di transfer ke ruang rawat intensif dan tatalaksana pemantauan. Selanjutnya secara berkesinambungan dan sistematis berdasarkan instruksi DPJP di ruang rawat intensif serta di dokumentasikan. Bila pemantauan di lakukan di ruang pulih maka pasien di pantau secara berkesinambungan dan sistematis serta di dokumentasikan.

12. Elemen Penilaian PAB 6.1

Rumah sakit telah menerapkan pemantauan pasien pascaanestesi baik di ruang intensif maupun di ruang pemulihan dan di dokumentasikan dalam rekam medis pasien.
Pasien di pindahkan dari unit pascaanestesi (atau pemantauan pemulihan di hentikan) sesuai dengan kriteria baku yang di tetapkan dengan alternatif a) – c) pada maksud dan tujuan.
Waktu di mulai dan di hentikannya proses pemulihan dicatat di dalam rekam medis pasien.

 

Instalasi Sanitasi, Instalasi Sanitasi Adalah, Instalasi Sanitasi Rumah Sakit, manajemen sanitasi rumah sakit, Sanitasi Rumah Sakit

Manajemen Sanitasi Rumah Sakit – Sanitasi Rumah Sakit – Instalasi Sanitasi – Instalasi Sanitasi Adalah – Instalasi Sanitasi Rumah Sakit

“MANAJEMEN INSTALASI SANITASI RUMAH SAKIT”

Instalasi Sanitasi Rumah Sakit mempunyai tugas untuk melakukan upaya kesehatan lingkungan rumah sakit. Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan.

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang di dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia(petugas, pasien dan pengunjung). Dan juga kegiatan pelayanan kesehatan, di samping dapat menghasilkan dampak positif berupa produk pelayanan kesehatan juga dapat menimbulkan dampak negatif. Berupa pencemaran lingkungan, sumber penularan penyakit yang dapat menghambat proses penyembuhan dan juga pemulihan pasien. Untuk itu sanitasi rumah sakit di arahkan untuk mengawasi faktor-faktor tersebut agar tidak membahayakan. Dengan demikian, sesuai dengan pengertian sanitasi, lingkup sanitasi rumah sakit menjadi luas mencakup upaya-upaya yang besifat fisik. Seperti pembangunan sarana pengolahan limbah cair, penyediaan air bersih, fasilitas cuci tangan, fasilitas pembuangan sampah. Serta upaya non fisik seperti pemeriksaan, pengendalian, pengawasan, penyuluhan dan juga pelatihan.

Tujuan Sanitasi Rumah Sakit

  • Menciptakan kondisi lingkungan RS agar tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan. Dengan demikian lingkup sanitasi RS menjadi luas mencakup upaya-upaya yang bersifat fisik seperti pembangunan sarana pengolahan air limbah, penyediaan air bersih, fasilitas cuci tangan, masker, fasilitas pembuangan sampah, serta upaya non fisik seperti pemeriksaan, pengawasan, penyuluhan, dan pelatihan.

Dalam pelaksanaannya, sanitasi rumah sakit seringkali ditafsirkan secara sempit, yakni hanya aspek kerumahtanggaan (house keeping) seperti kebersihan gedung, kamar mandi/WC, kebersihan halaman dan limbah. Dalam lingkup rumah sakit, sanitasi berarti upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi dan biologidi rumah sakit.yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas,pasien, pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar rumah sakit.

Dari pengertian di atas maka sanitasi rumah sakit merupakan upaya dan bagian tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam memberikan layanan danasuhan pasien yang sebaik-baiknya karena tujuan dari sanitasi rumah sakit tersebut adalah menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit agar tetap bersih, nyaman, sehat dan dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan. Penanggulangan masalah sanitasi baik dalam skala kecil ataupun besar memerlukan penanggulangan yang cepat, tepat, efektif dan efisien. Penanggulangan secara baik akan tercapai apabila adanya suatu perencanaan dan kebijakan yang terkoordinasi dan terpadu.

 

 

manajemen sanitasi rumah sakit, pelatihan manajemen instalasi sanitasi rumah sakit, pelatihan sanitasi rs - TRAINING MANAJEMEN INSTALASI SANITASI RUMAH SAKIT - Pelatihan diklat manajemen rumah sakit instalasi sanitasi, Pelatihan Sanitasi Rumah Sakit

Pelatihan Sanitasi Rumah Sakit – Training Manajemen Instalasi Sanitasi Rumah Sakit

PELATIHAN KHUSUS
“MANAJEMEN INSTALASI SANITASI RUMAH SAKIT”

Kepada Yth,
Direktur RS, Staf Hygiene dan Sanitasi Rumah Sakit, K3 RS, P2K3 RS, QHSE RS, Bagian umum yang tertarik dengan manajemen Hygiene dan Sanitasi rumah sakit

Dengan Hormat,

Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan. Kesehatan lingkungan adalah: upaya perlindungan, pengelolaan, dan juga modifikasi lingkungan yang di arahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat (Arifin, 2009).

Sedangkan instalasi sanitasi merupakan instalasi yang menangani kegiatan kegiatan sanitasi rumah sakit yang meliputi sanitasi air, pemantauan kualitas lingkungan, promosi kesehatan lingkungan, pengendalian serangga, dan juga pemeliharaan tanaman. Untuk kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan instalasi ini di lengkapi berbagai sarana, antara lain: incinerator (penghancur limbah), Hygrometer, themo hygrometer, lux meter, mesin sikat, alat mesin rumput, dan sebagainya. Dalam memenuhi standar akreditasi internasional rumah sakit (JCI) di perlukan standar operasional dan juga layanan agar memenuhi kualifikasi termasuk salah satunya yaitu sanitasi.

Sehubungan dengan hal semua di atas, maka kami dari PUSAT DIKLAT bersama para Pakar dan juga Narasumber yang berkompeten akan mengadakan PELATIHAN KHUSUS : “MANAJEMEN INSTALASI SANITASI RUMAH SAKIT

TUJUAN

Peserta mampu memahami dengan baik mengenai manajemen instalasi sanitasi di rumah sakit dengan baik sebagai salah satu syarat menuju akreditasi Joint Commission International (JCI)

MATERI

  1. Peraturan Perundangan dan juga Kebijakan Program Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit
  2. Teknologi Pengolahan Limbah (Padat, Cair dan Gas)
  3. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
  4. Sanitasi Ruang Bangun
  5. Penyehatan Air Bersih
  6. Analisis Risiko Lingkungan Rumah Sakit dan Monitoring dan Pemantauan Kualitas Lingkungan Rumah Sakit.

METODE

1.Ceramah
2.Diskusi
3.Simulasi
4.Penyusunan Program

BIAYA & FASILITAS

Paket  A               Rp  5.500.000,- /peserta
Menginap di Grage Bussines Hotel MalioboroYogyakarta
(1 kamar/peserta) selama 3 hari 2 malam, konsumsi (makan pagi, makan siang, makan malam), Coffee break 2 kali sehari, sertifikat, Training  kit,  foto bersama dan juga sebuah tas eksklusif.

Paket  B                Rp  4.500.000,-/peserta
Tanpa Menginap di Hotel, Coffee break 2 kali sehari dengan makan siang di hotel  selama 2 hari. Training  kit, sertifikat, foto bersama dan juga sebuah tas eksklusif.

TEMPAT PENYELENGGARAAN: Grage Bussines Hotel (MALIOBORO)
Jl. Sosrowijayan No. 242 Yogyakarta

Telp/Fax : (0274) 4436844
WA : 082324284296/081228859896
E-mail : Pusatdiklat_konsultan@yahoo.co.id

Biaya Pelatihan ditransfer melalui Bank Mandiri Cabang Yogyakarta a/n. CV Pusat Diklat, No. Rek. : 137-00-1698692-5 atau dapat dibayar langsung pada saat registrasi.

Catatan :

  1. Batas konfirmasi pendaftaran 3 hari sebelum hari pelaksanaan
  2. MENERIMA PELATIHAN VIA ONLINE

JADWAL TAHUN 2024

JANUARIFEBRUARIMARET
04 – 06 JANUARI 202401 – 03 FEBRUARI 202404 – 06 MARET 2024
15 – 17 JANUARI 202412 – 14 FEBRUARI 202414 – 16 MARET 2024
29 – 31 JANUARI 202426 – 28 FEBRUARI 202425 – 27 MARET 2024
APRILMEIJUNI
01 – 03 APRIL 202402 – 04 MEI 202403 – 05 JUNI 2024
22 – 24 APRIL 202413 – 15 MEI 202413 – 15 JUNI 2024
27 – 29 MEI 202424 – 26 JUNI 2024
JULIAGUSTUSSEPTEMBER
01 – 03 JULI 202401 – 03 AGUSTUS 202405 – 07 SEPTEMBER 2024
15 – 17 JULI 202412 – 14 AGUSTUS 202412 – 14 SEPTEMBER 2024
29 – 31 JULI 202426 – 28 AGUSTUS 202423 – 25 SEPTEMBER 2024
OKTOBERNOVEMBERDESEMBER
03 – 05 OKTOBER 202404 – 06 NOVEMBER 202402 – 04 DESEMBER 2024
14 – 16 OKTOBER 202414 – 16 NOVEMBER 202412 – 14 DESEMBER 2024
28 – 30 OKTOBER 202428 – 30 NOVEMBER 202426 – 28 DESEMBER 2024